Praktik Pengobatan Ponari Punya Saingan Baru

JOMBANG - Belum juga fenomena bocah sakti Jombang Ponari usai, kini di Jombang muncul lagi seorang bocah yang disebut memiliki batu yang serupa dengan yang dimiliki Ponari.

Pemiliknya bernama Dewi (12) warga Dusun Pakel Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang. Sulkan Wijayadi tetangga Dewi, mengatakan batu yang dimiliki Dewi itu ditemukan di depan rumah bocah itu. Sama dengan cerita Ponari, batu tersebut pernah diberikan ke teman-temannya namun selalu kembali.

Entah siapa yang berinisiatif, bocah pasangan Slamet dan Jamalikah ini kemudian membuka praktik pengobatan mulai tadi malam. Kabar yang menyebar cepat itu pun membuat Desa ramai oleh calon pasien yang minta diobati.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Selasa (17/2/2009), ratusan warga sudah mengantre di depan rumah Dewi. Mereka berbaris untuk mendapatkan air dari batu milik Dewi itu.

Berbeda dengan yang terjadi pada pengobatan Ponari, antrean di praktik pengobatan Dewi cukup tertib karena hanya ada satu pintu masuk untuk warga yang ingin berobat.

Jika Ponari memberikan pengobatan dengan berkeliling menghampiri pasiennya, Dewi hanya berdiam diri di dalam rumah, sementara panitia membawa sebuah galon air untuk dicelupkan batu yang dianggap sakti itu.

JOMBANG - Belum juga fenomena bocah sakti Jombang Ponari usai, kini di Jombang muncul lagi seorang bocah yang disebut memiliki batu yang serupa dengan yang dimiliki Ponari.

Pemiliknya bernama Dewi (12) warga Dusun Pakel Desa Brodot Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang. Sulkan Wijayadi tetangga Dewi, mengatakan batu yang dimiliki Dewi itu ditemukan di depan rumah bocah itu. Sama dengan cerita Ponari, batu tersebut pernah diberikan ke teman-temannya namun selalu kembali.

Entah siapa yang berinisiatif, bocah pasangan Slamet dan Jamalikah ini kemudian membuka praktik pengobatan mulai tadi malam. Kabar yang menyebar cepat itu pun membuat Desa ramai oleh calon pasien yang minta diobati.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Selasa (17/2/2009), ratusan warga sudah mengantre di depan rumah Dewi. Mereka berbaris untuk mendapatkan air dari batu milik Dewi itu.

Berbeda dengan yang terjadi pada pengobatan Ponari, antrean di praktik pengobatan Dewi cukup tertib karena hanya ada satu pintu masuk untuk warga yang ingin berobat.

Jika Ponari memberikan pengobatan dengan berkeliling menghampiri pasiennya, Dewi hanya berdiam diri di dalam rumah, sementara panitia membawa sebuah galon air untuk dicelupkan batu yang dianggap sakti itu.

Air dalam galon itu kemudian dituangkan ke sebuah tong besar di depan rumahnya, dan panitia kemudian membagikan air kepada para calon pasien.

Warga tidak dikenakan tarif khusus, namun panitia menyediakan sebuah kotak sumbangan di pintu keluar pasien.

Banyaknya pengunjung, membuat sejumlah calon pasien Dewi yang menggunakan kendaraan rela parkir dua kilometer sebelum rumah Dewi, dan melanjutkan dengan berjalan kaki ke rumah dukun cilik baru itu yang berjarak sekira 10 kilometer dari rumah Ponari. Saat ini sejumlah aparat kepolisian juga sudah berjaga-jaga di lokasi. (Tritus Julan/Sindo/fit)

Baca Juga Artikel Lainnya